Wednesday, December 1, 2010

Advertorial Assignment



Advertorial ini akan dimuat di Koran Kompas edisi 3 Desember 2010

Blueberry 5700 Ponsel Dual GSM

Blueberry 5700, adalah satu seri terbaru pada awal November ini yang dirilis oleh CSL Indonesia. Ponsel Dual GSM yang memiliki resolusi 320x240 pixel ini memiliki layar QVGA 2.31" inci. Menampilkan resolusi yang sangat tajam dengan kedalaman warna 262K dan dilengkapi kamera 2MP dan video recording. Dengan fitur terkini dan harga yang terjangkau yaitu Rp. 545.000,- menjadikan Blueberry 5700 cocok bagi siapa saja.

Dengan dimensi 104.5 x 54.4 x 11.5 mm dan berat 78 g, Blueberry 5700 semakin mantap dalam genggaman. Tombolnya yang rapat bukan menjadi masalah dalam pengetikan. Anda dapat mengetik menggunakan ibu jari dengan mantap diatas tombolnya yang empuk. Apalagi ditambah dengan layar QVGA yang cukup besar sehingga tampilan teks sangat nyaman dilihat dan terdapat 5 pilihan warna casing dari hitam, cokelat, putih, hijau dan merah.


Blueberry 5700 memiliki navigasi double, yaitu trackpad dan 5 way navigation. Sensifitasnya dapat diatur sesuai kenyamanan Anda. Bagi pecinta networking Blueberry 5700 menyediakan menu khusus jejaring sosial. Dalam menu tersebut disediakan beberapa akses ke situs jejaring sosial yang populer seperti facebook, friendster, mySpace, hi5 dan linkedIn. Begitu pula dengan fitur chat. Blueberry 5700 menyiapkan Yahoo, MSN, Mig33 dan tentunya Blueberry Messenger untuk terhubung dengan kerabat atau keluarga Anda. Blueberry 5700 ini juga dilengkapi dengan Bluetooth 2.0, A2DP sehingga memudahkan Anda untuk bertukar file dengan kerabat dan keluarga.

Fitur koneksinya boleh dibilang lengkap. Dengan dukungan GPRS Class 12 dan Bluetooth, Anda akan dimanjakan untuk melakukan koneksi internet. Apalagi di dalamnya telah dilengkapi dengan link favorit seperti okezone, Viva News, Kapan lagi, Detik.com dan sebagainya. Sehingga memudahkan bagi pekerja kantoran untuk mengakses informasi dengan cepat.

Untuk masalah memory, Blueberry 5700 memiliki memory internal sebesar 64MB SRAM dan memory eksternal bisa sampai 8GB. Baterai Blueberry 5700 ini bertipe Lithium-Ion 950 mAH sehingga bisa tahan selama dua hari dalam keadaan menyala dengan sinyal kuat dan tahan selama 4 jam apabila digunakan dalam keadaan berbicara.

Untuk informasi selengkapnya hubungi :

CSL Indonesia

PT. CSL Indonesia,

Ruko Roxy Mas Blk E1,

No. 39, Jln K.H. Hasyim Ashari,

No. 1, Jakarta 10150 Indonesia.

Tel: +6221-6386-5522




News Release Assignment

News Release

Untuk Segera Diterbitkan

15 Oktober 2010

Nokia E75 Hadir di Pasar Malang

Setelah hadir di pasar Indonesia bulan lalu, hari ini bertempat di Hotel Kartika Graha, Nokia E75 resmi dipasarkan kepada khalayak umum di Malang. Acara launching ini dibuka oleh GM Nokia Malang, Haze Rafsanjani, S.Ikom, MBA. dan ditujukan kepada semua kalangan pengguna gadget baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, sampai eksekutif muda.

Kehadiran Nokia E75 ini seolah merupakan penyempurnaan dari seri sebelumnya. Dibuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi khas Nokia Eseries, Nokia E75 memiliki papan ketik QWERTY geser samping dengan ukuran 11,18x5x1,44 cm dan berat 139 gram. Banyak fitur yang bisa kita manfaatkan di ponsel ini. Akses internet dan messaging misalnya. Selain bisa dipakai untuk personal juga bisa mengakses internet korporat dan email berbasis Microsoft Outlook serta Mail for Exchange. E-series ini juga sudah dibekali pula fitur pengunci ponsel lewat SMS, bila hilang atau dicuri.

Nokia E75 memiliki fitur-fitur yang lebih canggih dan lebih mudah diakses dibandingkan Nokia seri E sebelumnya. Dengan dibandrol harga Rp. 2.525.000,-, perangkat ini juga mendukung beberapa protokol dan akun e-mail yang berbeda. Selain itu, Nokia E75 juga didukung layanan push e-mail gratis selama dua tahun yang disediakan oleh mobinity.net.

Contact person :

PR Nokia Malang

Phone : (0341) 7706165-66

Fax : (0341) 7706133-34

Email : humasnokia@nokia.co.id

Website : www.nokia.co.id

Wednesday, November 10, 2010

Derita Anak Sakai (Tugas UTS Teori PR)

· Gambaran Kasus

Dugaan pencemaran sungai Batang Pudu, tercium secara kebetulan dari warga Sakai yang pulang mengail. Sebelumnya, mereka tak terpikir, kalau berkurangnya ikan akibat limbah. Rabu malam (25/04/07), Husein dan Kandar, bersama lima orang rekannya warga Sakai Desa Pematang Pudu baru pulang memancing dari sungai, tanpa membawa hasil. Jarum jam di tangan menunjukkan angka 21.30 WIB, saat sepeda motor mereka melintas di kawasan Central Mud Treating Facility (CMTF), Arak Field, milik PT CPI (Chevron Pasifik Indonesia) yang dikelola PT Karya Lestari Perkasa (KLP).

Secara tak sengaja, mereka mendengar bunyi gemericik air cukup kuat dari arah kolam limbah di sekitar lokasi. Setelah diperiksa ternyata ada air yang dibuang melalui pipa tersembunyi. Belakangan diduga air limbah, karena bau dan warnanya cukup mencurigakan. Kabar adanya air yang dibuang secara tak wajar di malam hari, membuat warga Sakai geger. Sedikitnya 70 orang Sakai dari Desa Pematang Pudu dan Desa Petani malam itu langsung mendatangi lokasi. Mereka ingin memastikan kebenaran cerita tersebut. Warga sempat dua malam berturut-turut mendatangi lokasi CMTF Arak untuk meminta keterangan pihak perusahaan. Namun, hasilnya belum memuaskan mereka.

Sejak itu, cerita dugaan pencemaran terus menebar secara berantai ke ceruk desa. Apatah lagi, setelah ditemukan endapan sisa lumpur bor berwarna hitam di hulu anak sungai. Ini semakin melengkapi kecurigaan, kalau olahan Lumpur limbah PT KLP tak sesuai ketentuan. Warga semakin yakin, mengaitkan masalah limbah dengan berkurangnya ikan
secara drastis di Batang Pudu, dalam setahun terakhir ini. Warga Sakai menjadi marah.

Suasananya semakin memanas, menyusul penyelesaian di antara kedua belah pihak selalu tidak ada kata sepakat. Warga Sakai menuntut menghentikan pencemaran dan ganti kerugian menyusul terancamnya mata pencahrian mereka. Sementara pihak PT KLP dan PT CPI, belum bisa memenuhi tuntutan tersebut begitu saja. Tak kurang, Camat Mandau, Kapolpos, dan Koramil ikut menjadi penengah. Pada 1 Mei 2007, warga Sakai mengajukan empat tuntutan, satu di antaranya sempat meminta 3 orang warga Sakai diangkat menjadi karyawan tetap KLP. Namun, tuntutan tersebut tak dikabulkan.

Situasinya semakin meruncing menyusul tak ditemukan kata sepakat antara kedua pihak. Buntutnya, terjadi aksi pendudukan lokasi CMTF Arak 7-8 Mei oleh 400 orang warga Sakai. Aksi pendudukan berakhir setelah disepakati PT KLP akan menghentikan sementara operasinya terhitung 9 Mei, hingga situasi normal kembali. Terhitung sejak 10-15 Mei sejumlah tim seperti dari IPB, Bapedalda Bengkalis melakukan pengambilan sampel. Sementara perundingan terus dilakukan antara pihak Suku Sakai dengan PT KLP dan PT CPI, sejak 18-22 Mei, namun belum ada titik temu.

Tanpa sepakat hasil yang dicapai, akhirnya tanggal 28 Mei wargai Sakai mengadukan ke DPRD Riau dan Polda Riau. Hasilnya, tanggal 31 Mei Komisi C DPRD Riau langsung meninjau lokasi pengolahan limbah CMTF Arak.

Sebelumnya sempat terjadi perang argumentasi publik. Warga Sakai sempat membawa sampel air yang diduga tercemar menemui Kapolda Riau Brigjen (Pol) Sutjiptadi dan Komisi C DPRD Riau. Tak mau kalah, PT KLP membawa sejumlah wartawan meninjau langsung lokasi sungai Batang Pudu yang dituduh oleh warga Sakai tercemar. Ketika rombongan wartawan di bawa ke sungai Batang Pudu, tepatnya di daerah Jembatan II, Desa Petani, salah seorang suku Sakai memperagakan meminum air sungai. Langkah yang dilakukan PT KLP, langsung mendapat reaksi keras dari warga Sakai. Menurut mereka penjelasan KLP coba mengalihkan fakta-fakta di lapangan. Melalui tokoh pemudanya Iwan Basri, mereka menyakinkan bahwa anak sungai Batang Pudu memang sudah tercemar. Iwan pun balik menantang untuk meminum air yang berada di anak sungai, dekat lokasi pengolahan limbah CMTF. Air yang mereka minum itu sudah jauh dari pengolahan limbah.

Saat sidak Komisi C DPRD ke lokasi CMTF Arak, yang dipimpin ketuanya, Robin P. Hutagalung, di dampingi utusan Bapedalda Riau, Makruf Siregar, mereka mendapati limbah yang dibuang oleh perusahaan terindikasi mencemari lingkungan. Bahkan, diduga telah melanggar izin Amdal. Adanya indikasi pelanggaran izin Amdal dari Menteri Lingkungan Hidup Nomor 111/MenLH/2005 dan pencemaran lingkungan disimpulkan Komisi C DPRD Riau.

Pada waktu sidak di lokasi CMTF, sempat terjadi dialog antara anggota DPRD dengan karyawan PT KLP yang disaksikan juga karyawan PT CPI, yang ditugasi mengawai operasional CMTF Arak. Bahkan sempat salah seorang karyawan PT CPI mengaku mengantongi Amdal dari Departemen Pertambangan dan Energi SDM tahun 1990. Menurut dia, di Amdal itu membolehkan mereka membuang limbah pengeboran di tempat pengeboran. Namun, pernyataanya itu langsung diluruskan oleh Hanafi Kadir, Manager Komunikasi dan Hubungan Media PT CPI, yang kebetulan saat itu berada di lokasi. Menurut Hanafi Kadir, operasional pengolahan limbah CPI menyesuaikan dengan Amdal lama.

Dugaan adanya pencemaran limbah, tetap saja masih mengarah kepada CMTF Arak, milik PT CPI, yang dikelola oleh PT KLP. Kepala Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Bapedalda Riau, Ir Makruf Siregar MSi, sebelumnya di tempat terpisah kepada Riau Pos pernah membeberkan, kalau lokasi pengolahan limbah CMTF ini dalam daftar label warna merah. Artinya, kata Makruf pengelolaannya belum memenuhi standar pengolahan limbah.

Namun itu semua belum bisa memvonis, kalau PT KLP dan CPI terbukti melakukan pencemaran. Setidaknya, mesti ada hasil penyelidikan resmi. Sebab, kasus di CMTF masih dalam proses penanganan pihak Bapedalda Riau dan Polda Riau. Berdasarkan hal ini pula PT CPI dan PT KLP bersikukuh tidak pernah menyatakan atau mengakui mereka
melanggar ketentuan terkait dalam pengolahan limbah di CMTF Arak.

· Analisis Kasus dari Kegiatan PR

Orang Sakai di Desa Pematang Pudu hampir 75 persen menggantungkan hidupnya pada sungai tersebut, 20 persen mengandalkan hasil hutan dan hanya 5 persen yang bekerja di sektor informal seperti buruh bangunan, pekerja kontraktor perusahaan minyak yang ada di Duri. Mereka mengeluh karena dari hari ke hari susah mendapatkan ikan. Sekarang, untuk mendapatkan ikan 1 kilogram saja begitu susah. Sementara itu, dengan memasukkan aspek ekonomi sebagai bagian dari ruang lingkup lingkungan dapat bermakna luas, yakni mendatangkan kesejahteraan bagi manusia itu sendiri. Kerusakan lingkungan hidup dapat menimbulkan kerugian ekologis, ekonomi dan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Dalam hal ini PR perusahaan untuk mengatasi masalah pencemaran ini menggunakan Social Learning Theory (Teori pembelajaran sosial). Teori ini mengatakan bahwa pembelajaran social dilakukan atau didapatkan melalui pengamatan media. Respon atau tindakan individu muncul setelah melakukan pengamatan terhadap pesan yang disampaikan media baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut hasil penelitian Albert Bandura, teori pembelajaran sosial menempatkan bahwa pengaruh dari keberadaan media massa sangatlah kuat untuk mempengaruhi para konsumennya. Masyarakat cenderung akan mengikuti pengaruh yang dimunculkan media, seperti pola hidup bahkan sampai kepada jalannya sebuah pemikiran dan sikap. PR perusahaan PT KLP menganggap seolah-olah dirinya adalah “media”. Menurut PR perusahaan, mereka ini hidup ditengah-tengah masyarakat suku Sakai, mereka harus paham persoalan sekitar, mereka harus peka, mereka harus belajar, dan menjadi sesuatu yang diharapkan masyarakat Sakai. Apabila perusahaan memberikan pesan berupa respon yang baik, masyarakat Sakai pun akan merespon dengan baik dan sebaliknya.

Melalui Project Managernya, Sukriyanto Mahmud, PT Karya Lestari Perkasa (KLP) mengaku siap bertanggung jawab bila tudingan masyarakat Sakai bahwa perusahaannya melakukan pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Sungai Batang Pudu, Kecamatan Mandau, Bengkalis, terbukti.

Sukri juga mengatakan, pihaknya selama ini selalu peduli dan merespon dengan baik aspirasi masyarakat, terutama warga tempatan, dalam hal ini warga Suku Sakai. Pihaknya juga komit untuk mempergunakan tenaga kerja dari pemuda tempatan semaksimal mungkin. Dari 17 orang pegawai di PT. KLP saat ini, lima di antaranya adalah putra tempatan, dengan rincian dua pegawai tetap dan tiga pegawai borongan (harian). Di samping berupaya sebisa mungkin memakai tenaga kerja putra tempatan.

PT KLP melalui PR-nya akan meningkatkan keterampilan putra tempatan dengan menyusun program pelatihan keterampilan komputer kepada para pemuda tempatan dan menawarkan bantuan perangkat computer. Hal ini dilakukan perusahaan semata-mata bentuk pertanggung jawaban terhadap kasus yang sedang bergulir.

Sementara itu, adanya usaha penyelesaian damai dengan memberikan ganti rugi tidak akan menghentikan kasus hukum. Sedangkan PR perusahaan mengenai tuntutan ganti rugi materil dan non materil yang dituntut oleh masyarakat Suku Sakai, belum memiliki jawaban dan meminta rekomendasi hasil penelitian yang dilakukan Bapedalda Provinsi Riau terkait dugaan pencemaran ini. Termasuk menolak adanya anggapan munculnya kasus puluhan masyarakat di Tonggal Delapan, Air Jamban Mandau terkena penyakit kulit dikaitkan dengan dampak dari pencemaran limbah itu.. Soal adanya masyarakat terkena penyakit kulit, pihak KLP dan CPI meminta adanya pembuktian secara medis. Untuk pengobatan, PT CPI menyatakan bersedia memberikan bantuan obat-obatan dan berkoordinasi dengan medis setempat.

· Pendapat dan Rekomendasi

Definisi pencemaran lingkungan sebagaimana yang termaksud dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup Pasal 1 (ayat 12) adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Bahan buangan yang tak diinginkan itu dilabeli dengan sebutan limbah. Limbah bisa berupa zat cair, padat dan gas. Pembuangan limbah tanpa melakukan proses pengolahan terlebih dahulu karena adanya unsur kelalaian dan kesengajaan merupakan muasal petaka bagi pencemaran lingkungan.

Bagi industri perminyakan, mencemari lingkungan adalah merupakan kesalahan. Pencemaran lingkungan dapat merugikan masyarakat sekitar. Kondisi ini akan bertambah rumit kalau tidak segera dilakukan upaya pemulihan lingkungan dan menghentikan pembungan limbah secara langsung ke lingkungan. Standar operasional yang sudah diakui secara internasional mengharuskan industri apapun, apalagi yang berskala besar dan bersifat ekstraktif (industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar), wajib mengolah limbahnya sebelum dikembalikan ke alam. Pelanggaran yang terjadi, dalam bentuk apapun, harus dikenakan sanksi. Lingkungan hidup adalah aset masa depan. Keberadaan industri penting bagi penupang pembangunan bangsa untuk mensejahterakan rakyat. Di lain sisi, keselamatan lingkungan dan hajat hidup masyarakat luas tidak kalah pentingnya. Pertambangan yang berwawasan lingkungan menjadi keharusan untuk menjaga agar kepentingan semua pihak terlindungi.

Selain itu pihak PT KLP juga harus lebih meningkatkan program CSR (Corporate Social Responsibility) -nya. CSR adalah sebuah program yang mengimplementasikan tanggung jawab social sebuah perusahaan kepada konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Yang paling sering dilakukan wujud dari CSR perusahaan adalah dalam bentuk pemberian beasiswa. Namun Program CSR dapat juga berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Tidak hanya mengambil putra tempatan saja untuk bekerja di perusahaan, tetapi juga memberikan pelatihan-pelatihan ketrampilan kepada mereka.

PR PT KLP juga harus lebih gemar mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren, isu yang sedang muncul, iklim politik dna peraturan-peraturan perundangan, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandangaan-pandangan lain berkenaan dengan stakeholder organisasi. Sehingga apabila mendapati suatu masalah baik di pihak intern maupun ekstern perusahan akan lebih banyak mendapatkan solusi pemecahan masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia

http://blood-oil.blogspot.com/2008_11_04_archive.html

http://deniborin.multiply.com/journal/item/10/Komunikasi_Massa_dan_Kekuatan_Media

http://id.shvoong.com/humanities/1668198-sakai-suku-bangsa-yang-terluka/

http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia_perekonomian_bisnis

http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/01/10/teori-komunikasi-massa/

http://vetonews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=336:PT.%20KLP%20Siap%20Tanggung%20Jawab&catid=34:veto-daerah&Itemid=29

Saturday, October 16, 2010

Mau Share Aja Neh Kehidupan Anak ABG Metropolitan

1. rambut mohawck, emo, harajuku, britpop
2. stelean indies,rock and roll,ato kejepang2x-an
3. jacket cewek : warna yg nabrak2x kaya IJO,KUNING,- army ato skrng2x\ mulai kotak2x bergaris jakcet cowok: jeans-cardinal- vitage merek adidas-pake jas yg item-army cewek-cowok: semua pakean mulai dari sepatu-jam buatan distro
4. beli baju ato jacket? KE DISTRO aja..(walpoun ga beli apa2x) pake gelang2x karet yg item2x..jomblo = cupu
5. GA ADA LAGI LAGU2X ANAK,jaman gue ada bondan si lumba2x,ria enes sama susan,eno lerian dll
6. nonton TV? MTV terusss…malem minggu ngajak si doi pasti ke mall
7. gaya ngomong “GUE GITLOHH..”.” SECARA… … GITU LOHH…”,”CAPE DYEEE…”
8. ke warnet cuma buka FACEBOOK
9. di buss,di angkot,lagi jalan,di skull ato di kampus bawa mp3 ato I pod trus di stel
10. hp minimal 2 jt-an berkamera
11. pose foto cewe: 45′ DERAJAT DENGAN TAMPANG SO CUTE(BIAR JELEKNYA GA KELIATAN) cowo: NGANGKAT DAGU NGELIAT KE ARAH YG TERANG CAHAYANYA..kalo ga NUNDUK KE BAWAH MATA LIAT KE DEPAN sambil pamer rambut trus dipasang di FB
12. bahasa sms “h1,hr Ni Lo3 M0 jLn2x B4rEn9 tem3N2x 9W ga ?”
13. punya mobil mahal2x,motor cbr trus caper padahal punya ortunya
14. rambut cewek item dan lurus banget…… ….. direbonding. .
15. lagu?indie, britpop,japan. … dewa19,gigi DLL mah lewat…
16. mulai clubing
17. punya banyak nomer im3,xl,simpati trus no nya di iklanin di forum majalah,radio, dll
18. DRAGON BALL,DORAEMON, KUNG FU BOY,CHIN MI,LEGENDA NAGA? lewatttt…
19. Sekarang BLEACH,DEATH NOTE,NARUTO, 20th Century boy,dll..
20. pramuka?dulu sih gaul sekarang?
21. makan? Mcd,KFC,JCO, bread talk dll
22. taon2x kemaren.. cs-ragnarok- dota-(selajutnya apa ya ahuahuahuahauha)
23. tujuan ke pensi cuma pamer pacar ke orang laen
24. tukang NOMAT
25. kelas 3 ? SSC,GANESHA OPERATION,PRIMAGAMA
26. JADI KORBAN penculikan TIANSI peace :p
27. cewek?korban kokology….
28. bego kalo ga nonton HEROES,PRISON BREAK,dll
29. yg cewek nonton drama korea….Princes hour anyone uahuahauahua. ..
30. Nonton reality show sctv
31. belajar dari MBS?? sekarang guitar pro
32. jamannya laptop nyari wifi gratisan bahkan lagi perkuliahan dikit2x dosen gerak alt-tab
33. MIYABI dan jav idol dan video porno anak2x sma,di save di hp trus pass istirahat dikerubutin sama orang2x
34. nangkring di pinggir2x mall sambil ngeliat ke bawah
35. yg cewek jalan2x ke straberi yg nyediain pernak pernik
36. foto di FB pake editap photosop
37. jam tangan levi’s / odm yg kotak2x padahal kw1
38. kalo ngobrol pake kata2 kayak “bo” ex : aduh bo, tau ngga sih tadi dia ngeliatin gw gitu..
39. kerjaannya nyari invitation biar bisa clubbing gratis
40. ngerokok, tapi ngga ditarik.. cuma isep-buang.. biar keliatan keren..
41. hapenya 2, satu buat sms,musik,foto2, dll… satu buat nelfon murah..hehehe
42. skinny jeans
43. kalo lagi sendirian di tempat rame, kerjaannya ngotak-ngatik hape, biar keliatannya lagi sms-an, padahal kesepian..
44. dulu doraemon, sekarang spongebob… .
45. kebanyakan cwe jaman skarang,dari blakang diliat, malam minggu, tapi di liat dari depan……. buset! malam jum’at kliwon
46. cuma bisa dengerin lagu, ga bisa nyanyiin dgn bner ato mainin alat musik
47. sok-sok an jadi pembalap [khusus cwo]
48. beli brand distro di blok m [biasanya pr* sh*p]
49. jamannya pake celana pensil ma sepatu jerry [yg pantofel gitu deh....]
50. klo debat, udah pake bahasa bon-bin sama bahasa di atas ranjang
51. udah pada smoking, nge ganja, ke sekolah, malah sakaw
52. yg cewe bodinya pada jadi semua padahal umur baru 14-17 taun ..
53. trus pada rame2 make kartu selular “3″ biar bisa sms gratis ..
54. yg cewe pada sibuk cari cowo yg anak emo,biar ga ketinggalan jaman ..
55. trus cewe juga skrg kalo jalan ke mall bawa tas yg yg ditaro di lengan gitu(gw gatau namanya) mungkin biar keliatan udah dewasa ..
56. yg cowo pada rame2 ke salon buat smoothing rambut ..
57. bikin MSN/YM biar dikata gaul .. lalu bikin myspace,LC(Live Connector), twitter dan situs pertemanan lainnya ..
58. kalo dulu cowo baru kenalan ama cewe nanyanya nomor hape doang,skrg ditambah lagi,”pin BB lo brapa ??”
59. ngerokoknya sok2 marlboro ..
60. pada demen jalan ke PIM .. tongkrongan wajib anak gaul tiap malam minggu ..
61. bawa lapotop cari wifi gratisan = KESEPIAN,GA ADA TEMPAT TONGKRONGAN, MALLLUUU. .. jadi mojok buka web yg ga penting
62. SMU uang jajan 50.000-100.000 sehari atau??? zaman gw goceng sampe 10rb
63. akseesoris hp rame, apalagi yg dibadan: bando, anting, kalung, gelang
64. Baca teenlit, cosmo girl dll
65. klo lagi ngomong, kadang pake lirik lagu,udah gitu kadang ga nyambung pula!
66. cewe, ngobrol di angkot, dalam jumlah banyak, biasanya ngomong dikit, lsg ketawa ampe mulutnya robek……. sumpah sering bgt ini…….di kira angkot moyang nya kali, sampe ketawa ngalahin klakson truk gandeng?
67. udah banyak cwo yg berbadan tinggi [dulu tahun 2000 belom loh......]
68. klo ngomong bola [cwo] biasanya debat sampe taruhan duit[5000 aja ribut?]
69. cwe jaman sekarang udah pinter pencahayaan [ya begitulah kira kira ]
70. jaman nya CAMPUR-CAMPURIN ALIRAN/GENRE [good or evil?]
71. yg punya hape, udah kayak mekanik hape…….apal fitur2x hp
72. kaum yg hobinya minoritas [klo dulu dianggap kuper] malah jadi gaul
73. ssssttt.. ……internet mau dateng…..!
74. udah jarang yg bercita-cita DOKTER,ILMUWAN, ARSITEK,DLL [yg jurusan IPA lah....]
75. kalo sms romantis ga mau pake bahasa indonesia, pakenya bahasa inggris
76. pasti minta di add sama temennya, pdhal mah tiap hari bisa ktemu temen”nya di skolah.. trus suka minta diisi comentnya
77. baju kuning, cardigan ungu, celana ijo, sepatu pink…
78. Oh ada lagi, kalo cowo pake polo shirt gitu kerahnya pasti dinaekin, Gak demen banget gw litany
79. klo bawa mobil music nya pasti yg “ajeb ajeb” plus sound system yg super gede + kenceng
80. bawa mobil nya ga mau kalah sama supir angkot … sliweran sana sini, ngebut2 … knalpot nya uda di ganti ….
81. makan rombongan, penampilan keren, pas bayar antri alias BMM kasirnya BT knapa gk sekalian 1 aja yg byr
82. abg kalo ke starbucks yg beli kopi cuma 1 orang yg nongkrong 1 geng …
83. kalo di skolah gw, ada 1 orang yg boker, langsung pada rame2 kerubutin buat ngintip ama diguyur
84. cowok:cardigans (vest juga sering),baju mickey mouse,celana skinny jeans,sepatu converse,rambut gondrong2 indie,badan begeng
85. Kalo ngomong suka berlebihan n sok baku cth:”saya tinggal di Jakarta selatan yang tiap hari semakin menggila” ato “gw terjebak dalam hiruk pikuk jakarta yang semakin kompleks”
86. Klo ngetik suka aneh2…cth: “sayaH sedang galau menikmati sepi sendiri…Ah, benar2 gelisah…HUHUHU. ..”
87. Mengganti kata “dong” dengan “doms”
88. merubah nama orang jd ditambahin imbuhan “ski”…cth: banyu jdbanski,toni jd tonski…
89. Friendster/ myspace/facebook nya ga nahan dong…Fotony dibuat seartistik mungkin…profilny diisi dgn kata2 ga jelas kyk di atas…favorit movie,books, sm musicny pst didominasi nama2 yg gterkenal (biar dibilang punya pengetahuan luas n gaol geto…)
90. Cewek2 mengucapkan kata “ya iyalah” dan “jangan gila dong” denganlidah yg melet2 kyk orang lg teller
91. Dugem dan free sex adalah hal yg biasa
92. Selera musiknya high class dong…indie pop,folk,jazz, ambient,chill…tp ad jg cewe yg ngaku2 suka band2 emo pdhl g tau laguny…
93. Makanny selalu di kemang food fest,trus beli buku ud g jaman digramed,sekarang mah maenanny AKSARA…
94. Menggilai pop art dan selalu memakai baju bergambar marylin Monroe ato cover album velvet underground yg bergambar pisang…
95. Klo friendster,myspace, facebook. ..yang penting temenny banyak! Mo kenal kek,kagak kek,add aj trus…klo perlu bikin account lebih dr lima
96. Soal jazz…gw jg eneg tu klo ad yg ngomong “lo udah dewasa,ga jaman lg denger rock…harus jazz”pahaalll taunya cuma MALIQ The Essensial

Thursday, July 15, 2010

Budaya Konsumerisme Indonesia

Berbicara masalah konsumerisme banyak neh pengertian-pengertian tentang konsumerisme. Kalau menurut saya pribadi konsumerisme adalah paham dimana seseorang lebih mengutamakan keinginan (want) daripada kebutuhan (need), ngutip dari dosen Pengantar Studi Budaya. Ada lagi pengertan tentang konsumerisme yang mengatakan bahwa Konsumerisme adalah paham atau aliran atau ideologi dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Bisa juga disebut konsumtif dan gampangnya lagi apabila konsumtif tersebut dijadikan sebagai gaya hidup. Dan parahnya, konsumerisme cenderung mewabah di negara-negara dunia k-3 (bekas jajahan dan berkembang) seperti Indonesia.
Nah berikut ini ada artikel tentang konsumerisme yang mewabah di negara kita tercinta Indonesia Raya.
Dewasa ini masyarakat Indonesia sangat terlihat begitu kentalnya sebagai masyarakat konsumen yang sempurna. Bukan saja masyarakat menengah ke atas saja, akan tetapi telah sampai pada masyarakat yang paling bawah dalam tingkatan sosial dan ekonominya. Hal ini sangat kentara bisa kita lihat dari beberapa episod yang ditanyakan sebuah televisi swasta dengan tema acara “Uang Kaget” atau Mr.EM (Mr.Easy Money). Dalam acara itu seorang “Mr.EM” menemui seseorang yang dinyatakan sebagai orang yang kesulitan ekonomi-keuangan atau dengan kata lain orang yang tidak mampu secara ekonomi-keuangan. Setelah melakukan wawancara seperlunya lalu Mr EM memberikan uang yang bagi mereka (orang yang ditemui) merupakan jumlah uang yang “sangat banyak”. Jumlah uang diberikan kepada mereka memang jumlah besar yaitu Rp. 10.000.000,00.(sepuluh juta rupiah). Mr.EM memberikan tugas kepada mereka yang menerima uang tersebut untuk membelanjakan secara langsung dengan batas waktu untuk “menghabiskan” jumlah uang tersebut selama 30 menit.

Kemudian acara selanjutnya mereka yang menerima uang Rp. 10.000.000,00 “dadakan” tersebut lalu lari-lari ke toko atau super market atau ke mall dan sebagainya untuk membelanjakan dan menghabiskan jumlah uang tersebut. Bisa kita lihat yang mereka beli adalah barang-barang yang menurut pandangan mereka adalah barang-barang yang “mewah” misalnya kulkas, televisi, radio, tape-corder, kompor gas, bahan, alat-alat masak dan makanan-makanan (supermi dan sejenisnya, snack dan sebagainya). Pembelian–pembelian tersebut begitu meriahnya, tanpa disadari pentingnya setelah mereka membeli.
Saat melakukan pembelian barang-barang tersebut memang tidak akan menjadi beban yang bersangkutan manakala yang dibeli adalah bahan-bahan makanan/ minuman atau alat-alat masak yang tidak elektromik. Akan tetapi ternyata mereka sekarang membeli peralatan dan barang-barang yang tidak primer dan yang elektronik (Kulkas, TV misalnya), tidak terpikirkan bahwa setelah membeli dan memiliki akan mengandung biaya. Biaya yang ditanggung secara harian atau bulanan adalah biaya listrik, sementara barang-barang tersebut kurang produktif untuk bisa menghasilkan uang secara harian atau bulanan. Pembelian tersebut sekedar menghabiskan uang “dadakan” yang tidak diperhitungkan beban selanjutnya setelah memiliki barang-barang tersebut. Inilah yang dikatakan sebagai bukti bahwa masyarakat kita sangat konsumerisme. Tanpa disadari dengan mendapatkan hadiah mendadak mereka memiliki barang-barang yang kurang produktif dan justru akan menjadi beban harian atau bulanan, yang berarti tidak menolong kehidupan sehari-hari, akan tetapi kebalikannya yaitu memberi beban biaya harian atau bulanan mereka.
Kita harus sadar bagaimana kita harus memilih manakala kita memperoleh dana atau uang yang berlebih. Kepada kita semua hendaknya secara sadar harus melakukan perubahan paradigma. Bagaimana kita membiasakan diri untuk berpikir “berinvestasi”. Berinvestasi secara sederhana adalah dengan menabung, membeli barang-barang yang tahan lama yang dikemudian dapat dijual dengan harga yang stabil (misalnya emas), atau kita membeli surat-surat berharga (misal saham) dan sebagainya. Mengambil contoh sederhana, yaitu manakala mereka yang memperoleh “Uang Kaget” dari MR.EM tersebut memiliki kebiasaan berfikir “investasi” dan bukan pandangan konsumerisme akan sangat baik jika uang tersebut dibelikan barang berharga misalnya emas. Dengan memiliki emas, tidak mengandung beban biaya yang harus dikeluarkan setelah pembelian. Dengan memiliki emas, manakala suatu saat setelah pembelian diperlukan uang tunai maka dapat dijual kembali dengan perubahan harga yang relatif stabil. Coba kita bandingkan dengan jika mereka membeli TV, yang memunculkan biaya baru setelah pembelian dan manakala dijual harganya turun yang drastis.
Untuk pemerintah terutama instansi atau pejabat yang berkaitan dengan pemberdayaan rakyat hendaknya program “suka investasi” ini dapat dikembangkan. Minimal pembudayaan menabung, harus di”galak”kan kepada masyarakat sampai masyarakat tingkat yang paling bawah. Dengan menabung atau berinvestasi akan mampu “menggairahkan” dan meningkatkan ekonomi bangsa dan negara ini. Negara ini memerlukan kerja keras semua pihak, untuk menumbuhkan ekonomi. Untuk menumbuhkan ekonomi bangsa, diperlukan investasi-investasi, investasi diperlukan dana. Kebiasaan berinvestasi (minimal menabung di Bank) merupakan budaya yang perlu dikembangkan, disosialisasikan dan menjadi budaya masyakarat. Bukan lagi budaya konsumerisme. Para pendidik, tokoh masyarakat, para da’i, dan kita semua memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama untuk pembudayaan berinvestasi dan menghindari budaya konsumerisme pada lingkungannya.
Hemm gimana setelah baca artikel tersebut? ? ? dan saya mau nambahin nech kalau bisa ditambahin satu lagi, satu unsur konsumerisme di negara kita adalah GENGSI 'prestige'. Coba bayangin ajah mayoritas masyarakat Indonesia lebih mementingkan merk daripada kenyamanan (saya juga sih, gag munafik loh!). Kalau punya barang-barang bermerk rasanya pasti gimana getu bangganya dipamerin kemana-mana. Ada yang bilang sah-sah saja itu uang-uang saya yg dipakai untuk beli, hahaha susah juga sih!! Semakin mewabahnya budaya konsumtif, semakin besar pula kesenjangan sosial di masyarakat.
Nah guys oleh karena itu kita harus pandai-pandai neh bersikap terhadap konsumtif itu.

Life is too short to be some body else!! So just be YOU!!

Beyonce Knowles - Irreemplazable (Irreplaceable Spanish Version)

Ya lo ves, ya lo ves
Te olvidé, te olvidé

(mmm)

Ya lo ves, ya loves

Ya lo ves, amor, esta vez te olvidé
en el closet, en un rincón
están tus cosas, esto se acabó (se acabó)
Te juro que no te aguanto más
no te quiero ya, ni como amante
Esta vez no ganarás, te puedes marchar
y no vuelvas jamás

Y si acaso piensas que esta vez voy a perdonar
ya verás, que nunca más me vuelves a engañar
Ya lárgate

¿Qué sabes tu de mi? No me hagas reir
tu creías que eras imprescindible
pero sin tu amor no voy a morirme, baby
¿Qué sabes tu de mi? No me hagas reir
me verás con otro hombre a mi lado
Ya lo ves, traidor, voy a sustituirte...
a olvidar tu amor

Ya me curé de dolor, ya te saqué de mi corazón
vete con ella, solos los dos
pobre de ti, lárgate, me das asco
Tu eres mi luz
pero hay amores que matan de daño
Me cansé de ti
ya no soy aquella infeliz

Y si acaso piensas que esta vez voy a perdonar
ya verás, que nunca más me vuelves a engañar
Ya lárgate

¿Qué sabes tu de mi? No me hagas reir
tu creías que eras imprescindible
pero sin tu amor no voy a morirme, baby
¿Qué sabes tu de mi? No me hagas reir
me verás con otro hombre a mi lado
Ya lo ves, traidor, voy a sustituirte
voy a olvidar tu amor

Ya no soy nada para ti
alguien que no conoces
Lo nuestro se acabó
tanto daño al fin lo destruyó (destruyó)
Nunca lloraré por ti
porque ya me cansé de ti
No eres más imprescindible

Ya lo ves, ya lo ves
te olvidé, te olvidé

(mmm)

Ya lo ves, ya lo ves
ya lo ves, amor, esta vez te olvidé

Te olvidé, te olvidé

Ya lo ves, traidor, voy a sustituirte...
voy a olvidar tu amor

¿Qué sabes tu de mi? No me hagas reir
tu creías que eras imprescindible
pero sin tu amor no voy a morirme, baby
¿Qué sabes tu de mi? No me hagas reir
me verás con otro hombre a mi lado
Ya lo ves, traidor, voy a sustituirte...

¿Qué sabes tu de mi? (baby) No me hagas reir
tu creías que eras imprescindible
pero sin tu amor no voy a morirme
(No hay más que hablar, terminamos)
¿Qué sabes tu de mi? (Este cuento al fin se he acabado) No me hagas reir
me verás con otro hombre a mi lado
Ya lo ves, traidor, voy a sustituirte...
voy a olvidar tu amor :)

Beyonce Knowles - Oye (Listen Spanish Version)

Oye, lo que tengo que decir
No puedo ya seguir viviendo así
Oye (uhum) como llora mi canción
Preciso tu atención debes oír
Hoy no sé quién soy ni sé adónde voy
Encontrarme hoy es mi misión
De tu prisión por fin ya soy libre

[Chorus:]
Oye...
Esto no tiene salida
Ya nada sirve que digas
Tengo que escapar
Yo tengo que escuchar a mi corazón
Oye...
Buscaré mi propia luz
No seas insensible
Soy más de lo que fui por ti
Llena de valor voy a por ti
Yo tengo que encontrar mi voz

Nunca quisiste que me fuera a volar
Callar mi identidad, que gran error
Hoy grito no tengo más temor
Hoy tu alumna te dice adiós
De tu prisión por fin ya soy libre

[Chorus]

Yo soy tu gran creación
Por eso es que me voy
Dime adiós, dime adiós

[Chorus x2]

Oye...
Lo que tengo que decir
No puedo ya seguir viviendo así
Ya me voy
Buscaré mi propia luz
No seas insensible
Soy más de lo que fui por ti
llena de valor hoy ya lo decidí
Yo tengo que encontrar mi voz
Mi voz

Beyonce Knowles - Halo

Remember those walls I built?
Well, baby they are tumbling down
And they didn't even put up a fight
They didn't even make a sound
I found a way to let you in
But, I never really had a doubt
Standing in the light of your halo
I got my angel now

It's like I've been awakened
Every rule I had, you break it
It's the risk that I'm taking
I ain't never gonna shut you out!

Everywhere I'm looking now
I'm surrounded by your embrace
Baby, I can see your halo
You know you're my saving grace
You're everything I need and more
It's written all over your face
Baby, I can feel your halo
Pray it won't fade away

I can feel your halo
(Halo), halo
I can see your halo
(halo), halo
I can feel your halo
(Halo), halo
I can see your halo
(halo), halo

Hit me like a ray of sun
Burning through my darkest night
You're the only one that I want
Think I'm addicted to your light
I swore I'd never fall again
But this don't even feel like falling
Gravity can't forget
To pull me back to the ground again

It's like I've been awakened
Every rule I had, you break it
It's the risk that I'm taking
I'm never gonna shut you out!

Everywhere I'm looking now
I'm surrounded by your embrace
Baby, I can see your halo
You know you're my saving grace

I can feel your halo
(Halo), halo
I can see your halo
(halo), halo
I can feel your halo
(Halo), halo
I can see your halo
(halo), halo

Halo, ooh ooh.....
Halo, ooh ooh, ooooh........

Everywhere I'm looking now
I'm surrounded by your embrace
Baby, I can see your halo
You know you're my saving grace
You're everything I need and more
It's written all over your face
Baby, I can feel your halo
I pray it won't fade away

I can feel your halo
(Halo), halo
I can see your halo
(halo), halo
I can feel your halo
(Halo), halo
I can see your halo
(halo), halo

Halo oOo

Beyonce Knowles - Ave Maria

She was lost in so many different ways
Out in the darkness with no guide
I know the cost of a losing hand
Never thought the grace of God, oh I

I found heaven on earth
You are my last, my first
And then, I hear this voice inside.....
Ave Maria

I've been alone
When I'm surrounded by friends
How could the silence be so loud?
But I still go home knowing that I've got you
There's only us when the lights go down

You are my heaven on earth
You are my hunger, my thirst
I always hear this voice inside....
Singing Ave Maria

Sometimes love can come and pass you by
While you're busy making plans
Suddenly hit you, and then you realize
It's out of your hands.....

Baby, you've got to understand
You are my heaven on earth
You are my last, my first
And then, I hear this voice inside.....
Ave Maria
Ave Maria
Ave Maria


Tuesday, July 13, 2010

Sejarah Feminisme

+ Feminisme sebagai filsafat dan gerakan berkaitan dengan Era Pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet.

+ Setelah Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Prancis pada 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada laki-laki dalam realitas sosialnya. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan. Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki di hadapan hukum. Pada 1785 fperkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda.

+ Kata feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Pergerakan yang berpusat di Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak publikasi John Stuart Mill, "Perempuan sebagai Subyek" ( The Subjection of Women) pada tahun (1869). Perjuangan mereka menandai kelahiran feminisme Gelombang Pertama.

+ Pada awalnya gerakan ditujukan untuk mengakhiri masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) dalam bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan politik khususnya - terutama dalam masyarakat yang bersifat patriarki. Dalam masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris, kaum laki-laki cenderung ditempatkan di depan, di luar rumah, sementara kaum perempuan di dalam rumah. Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropa dan terjadinya Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang merambah ke Amerika Serikat dan ke seluruh dunia.

+ Adanya fundamentalisme agama yang melakukan opresi terhadap kaum perempuan memperburuk situasi. Di lingkungan agama Kristen terjadi praktek-praktek dan kotbah-kotbah yang menunjang hal ini ditilik dari banyaknya gereja menolak adanya pendeta perempuan, dan beberapa jabatan "tua" hanya dapat dijabat oleh pria.
Pergerakan di Eropa untuk "menaikkan derajat kaum perempuan" disusul oleh Amerika Serikat saat terjadi revolusi sosial dan politik. Di tahun 1792 Mary Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul "Mempertahankan Hak-hak Wanita" (Vindication of the Right of Woman) yang berisi prinsip-prinsip feminisme dasar yang digunakan dikemudian hari.

+ Pada tahun-tahun 1830-1840 sejalan terhadap pemberantasan praktek perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulai diperhatikan dengan adanya perbaikan dalam jam kerja dan gaji perempuan , diberi kesempatan ikut dalam pendidikan, serta hak pilih.
Menjelang abad 19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatian dari para perempuan kulit putih di Eropa. Perempuan di negara-negara penjajah Eropa memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai keterikatan (perempuan) universal (universal sisterhood).

+ Pada tahun 1960 munculnya negara-negara baru, menjadi awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut ranah politik kenegaraan dengan diikutsertakannya perempuan dalam hak suara parlemen. Gelombang kedua ini dipelopori oleh para feminis Perancis seperti Helene Cixous (seorang Yahudi kelahiran Aljazair yang kemudian menetap di Perancis) dan Julia Kristeva (seorang Bulgaria yang kemudian menetap di Perancis) bersamaan dengan kelahiran dekonstruksionis, Derrida. Dalam the Laugh of the Medusa, Cixous mengkritik logosentrisme yang banyak didominasi oleh nilai-nilai maskulin.

Banyak feminis-individualis kulit putih, meskipun tidak semua, mengarahkan obyek penelitiannya pada perempuan-perempuan dunia ketiga seperti Afrika, Asia dan Amerika Selatan.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme#Sejarah

Feminisme Zaman Sekarang Salah Kaprah ? ? ?

Feminisme rasanya tidak asing lagi di telinga kita. Adalah gerakan yang diawali oleh persepsi tentang ketimpangan posisi keperempuanan. Kartini -pahlawan Indonesia-red- biasa menyebutnya dengan Emansipasi. Pada awalnya feminisme bangkit untuk membela para wanita dari ketertindasan serta menuntut penyerataan hak perempuan dan laki-laki dalam segala bidang.

Tapi kemudian Feminisme, yang semula lahir sebagai gerakan yang membela kaum wanita dalam meningkatkan harga diri wanita yang ingin dinilai sesuai dengan potensinya sebagai manusia tanpa harus memandang gender, kemudian mulai disalahartikan. Ingin menaikan harga diri tapi malah menjatuhkan (harga) diri sendiri.

Sedikit cerita, di Austria kesalahpahaman mengenai arti kata “Feminisme”, membuat bocah 14 tahun mau bertukar pasangan 3 kali dalam sehari. Ketika ditanya alasannya, kemudian ia menerangkan “Boys can do it, then why we can`t…saya merasa bangga bisa menaklukan 3 orang cowok dalam sehari. Dan diantara mereka tidak perlu ada yang tahu satu dengan lainnya. Itu kan yang biasa dilakukan pria, seenaknya berganti-ganti pasangan, kemudian menyakiti para gadis”.

Di belahan negara lainnya, seorang wanita menuntut persamaan toilet, karena wanita diyakini juga dapat (maaf) kencing berdiri seperti halnya pria. Saya juga pernah mendengar adanya gerakan “Feminisme bertelanjang dada” dan “gerakan pembakaran BH”.

Feminisme kemudian disalahartikan oleh kaum wanita itu sendiri. Banyak wanita yang menjadi korban salah kaprah ini. Ironis sekali, Feminisme yang terlahir sebagai cita-cita mulia para wanita pendahulu, kemudian berubah menjadi kemerosotan harga diri seorang wanita, yang lucunya - namun juga menyedihkan – si wanita itu sendiri tidak menyadarinya. Menyadari bahwa ia telah menjatuhkan harga dirinya.

Di Indonesia sendiri? Virginitas bagi wanita Indonesia(tidak semuanya), sekarang bukanlah suatu hal yang patut dipertahankan lagi. Saya pernah bertanya pada seorang teman -wanita juga-red- , apa yang menyebabkan wanita tak perlu lagi mempertahankan ke-virgin-annya, ia menjawab “Kalau pria saja bisa mengobral ke-virgin-annya(keperjakaan), mengapa kita harus menjaganya? Saat kita mulai menjalani hubungan itu(pacaran), kita gak pernah tau apakah dia masih(perjaka) atau gak. Lagian bukan suatu hal yang aneh lagi jika di zaman sekarang ini banyak cewek yang gak virgin lagi”. Benarkah jawaban atas semua itu adalah zaman semata?

Kerancuan anggapan mengenai “Feminisme” inilah yang perlu dibenahi.Anggapan yang kemudian menggeser tradisi dan budaya yang kita banggakan dengan budaya kiriman yang baru (Western).

Hal lain! Menurut pengamatan yang saya lakukan, rupanya di Indonesia, Bandung khususnya, rokok menjadi komoditas utama yang digemari wanita-wanita zaman sekarang, selain pakaian dan cemilan. Menurut sebagian diantaranya, rokok lebih bisa menenangkan pikiran, dibandingkan shopping&ngemil –ada sebagian wanita yang lari dari permasalahan dengan cara-cara ini-red.

Dan alasan lainnya, tentu saja “cowok juga ngerokok kok… kenapa kita-kita gak boleh??” Padahal tidak perlu di jelaskan lagi, semua yang saya jabarkan di atas (termasuk rokok), tak lain akan merugikan kaum wanita itu sendiri.

Sebodoh itukah wanita-wanita sekarang? “Feminisme”(radikal) telah menutup mata hati mereka untuk melihat kerugian yang mereka alami. Sebodoh itukah? Padahal banyak diantara mereka yang mengeyam pendidikan dan pengajaran.

Bukan saatnya kita berdebat apakah karena saking bodohnya mereka atau saking pintarnya. Saatnya sekarang wanita-wanita bangkit memperjuangkan Feminisme yang sebenarnya. Bagi wanita-wanita yang sudah telanjur pada kesalahan yang tidak ‘disengaja’ tadi, bangkitlah dari keterpurukan. Bagi wanita-wanita yang mampu melihat fenomena ini, bantulah untuk bangkit. Kita harus benar-benar bersatu.

O ya! Bagaimana kalau saya ajak anda-anda berpikir sebaliknya? Kalau selama ini wanita selalu saja dituntut untuk menjaga budaya ketimuran (yang semula dirasa menguntungkan kaum pria), hingga akhirnya muncul yang namanya “Feminisme”yang kemudian disalah-artikan, dan menyebabkan serba salah. Bagaimana kalau sekarang kita yang menuntut mereka-kaum pria-red- untuk tidak hanya menuntut keperawanan, tapi mereka juga harus menjaganya (keperjakaan) juga.

Kita sudah terlalu sering mengikuti mereka, bahkan membuat mereka menjadi satu acuan kesetaraan. Bagaimana kalau sekarang, mereka mengikuti kita? Harus dimengerti memang, kalau wanita perawan sekarang sangat jarang ditemui. Oleh karena itu pria sebaiknya tak usah mempermasalahkan Virginitas wanita(biarkan kaum wanita itu sendiri yang mempermasalahkan dan mencari solusi bagi dirinya). Pria sebaiknya lebih menghargai wanita, baik ia virgin (apalagi) atau tidak virgin (apa boleh buat). Toh selama ini wanita selalu menghargai pria tanpa memandang Virgin atau tidaknya.

Dan sekali lagi, jangan hanya menuntut wanita untuk menjaga kaidah-kaidah ketimuran. Pria juga wajib menjaga dong (pahala), sebagaimana kaidah-kaidah keagamaan. Selama ini wanita dituntut untuk lebih mengerti dan mau menjaga. Pria? Rasanya tidak ada tuntut yang seperti itu dalam hal ini.

Mengenai rokok? Katakan saja ”Ngertilah....hari gini gitu loh..(zaman sekarang). Kalian-pria-red- juga jangan ngerokok dong.. jangan cuma bisa ngelarang doang”. Kenapa saya katakan zaman sekarang? Zaman yang udah berubah mau gak mau harus kita terima sementara, sebelum kita benar-benar mengubahnya.

Bagaimana? Siap untuk merubahnya wanita-wanita? Memperjuangkan hak-hak wanita yang sebenarnya? Anda yang tahu jawabannya. Anda juga yang lebih tahu caranya.

Oleh: Riski Rani Putri, Hj.

Wednesday, May 26, 2010

Media Tradisional (Sistem Komunikasi)

MEDIA TRADISIONAL
A. Pengertian Media Tradisional

Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia. Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut selalu ada, karena merupakan bagian dari kebudayaan lisan di Indonesia. Bagi para ibu mendongeng merupakan cara berkomunikasi dengan putra-putri mereka, terutama untuk menanamkan nilai-nilai sosial, yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Di berbagai daerah di Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma’bulo sibatang (kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu) di Sulawesi Selatan (Abdul Muis, 1984) dan selapanan (peringatan pada hari ke-35 kelahiran) di Jawa Tengah, boleh dikemukan sebagai beberapa contoh media tradisional di kedua daerah ini. Di samping itu, boleh juga ditunjukkan sebuah instrumen tradisional seperti kentongan yang masih banyak digunakan di Jawa. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang mengandung makna yang berbeda, seperti adanya kematian, kecelakaan, kebakaran, pencurian dan sebagainya, kepada seluruh warga masyarakat desa, jika ia dibunyikan dengan irama-irama tertentu.

Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubungan ini Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan oleh dan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik.

Sejalan dengan definisi ini, maka media rakyat tampil dalam bentuk nyayian rakyat, tarian rakyat, musik instrumental rakyat, drama rakyat, pidato rakyat- yaitu semua kesenian rakyat apakah berupa produk sastra, visual ataupun pertunjukkan- yang diteruskan dari generasi ke generasi (Clavel dalam Jahi, 1988).


B. Ragam Media Tradisional

Nurudin (2004) mengatakan bahwa membicarakan media tradisional tidak bisa dipisahkan dari seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media tradisional sering disebut sebagai bentuk folklor. Bentuk-bentuk folklor tersebut antara lain:

a. Cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng);

b. Ungkapan rakyat (peribahasa, pemeo, pepatah);

c. Puisi rakyat;

d. Nyayian rakyat;

e. Teater rakyat;

f. Gerak isyarat (memicingkan mata tanda cinta);

g. Alat pengingat (mengirim sisrih berarti meminang); dan

h. Alat bunyi-bunyian (kentongan, gong, bedug dan lain-lain).

Ditinjau dari aktualitasinya, ada seni tradisional seperti wayang purwa, wayang golek, ludruk, kethoprak, dan sebagainya. Saat ini media tradisional telah mengalami transformasi dengan media massa modern. Dengan kata lain, ia tidak lagi dimunculkan secra apa adanya, melainkan sudah masuk ke media televisi (transformasi) dengan segala penyesuaiannya. Misal acara seni tradisional wayang kulit yang disiarkan oleh oleh suatu televisi swasta.


C. Fungsi Media Tradisional

William Boscon (dalam Nurudin, 2004) mengemukakan fungsi-fungsi pokok folklor sebagai media tradisional adalah sebagai berikut:

Sebagai sistem proyeksi. Folklor menjadi proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata, atau sebagai alat pemuasan impian (wish fulfilment) masyarakat yang termanifestasikan dalam bentuk stereotipe dongeng. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini hanya rekaan tentang angan-angan seorang gadis desa yang jujur, lugu, menerima apa adanya meskipun diperlakukan buruk oleh saudara dan ibu tirinya, namun pada akhirnya berhasil menikah dengan seorang raja, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.
Sebagai penguat adat. Cerita Nyi Roro Kidul di daerah Yogyakarta dapat menguatkan adat (bahkan kekuasaan) raja Mataram. Seseorang harus dihormati karena mempunyai kekuatan luar biasa yang ditunjukkan dari kemapuannya memperistri ”makhluk halus”. Rakyat tidak boleh menentang raja, sebaliknya rasa hormat rakyat pada pemimpinnya harus dipelihara. Cerita ini masih diyakini masyarakat, terlihat ketika masyarakat terlibat upacara labuhan (sesaji kepada makhluk halus) di Pantai Parang Kusumo.
Sebagai alat pendidik. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak.
Sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi. Cerita ”katak yang congkak” dapat dimaknai sebai alat pemaksa dan pengendalian sosial terhadap norma dan nilai masyarakat. Cerita ini menyindir kepada orang yang banyak bicara namun sedikit kerja.

Sifat kerakyatan bentuk kesenian ini menunjukkan bahwa ia berakar pada kebudayaan rakyat yang hidup di lingkungannya. Pertunjukkan-pertunjukkan semacam ini biasanya sangat komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat pedesaan. Dalam penyajiannya, pertunjukkan iniini biasanya diiringi oleh musik daerah setempat (Direktorat Penerangan Rakyat, dalam Jahi, 1988).

Ranganath (1976), menuturkan bahwa media tradisional itu akrab dengan massa khalayak, kaya akan variasi, dengan segera tersedia, dan biayanya rendah. Ia disenangi baik pria ataupun wanita dari berbagai kelompok umur. Secara tradisional media ini dikenal sebagai pembawa tema. Disamping itu, ia memiliki potensi yang besar bagi komunikasi persuasif, komunikasi tatap muka, dan umpan balik yang segera. Ranganath juga memepercayai bahwa media tradisional dapat membawa pesan-pesan modern.

Eapen (dalam Jahi, 1988) menyatakan bahwa media ini secara komparatif murah. Ia tidak perlu diimpor, karena milik komunitas. Di samping itu, media ini tidak akan menimbulkan ancaman kolonialisme kebudayaan dan dominasi ideologi asing. Terlebih lagi, kredibilitas lebih besar karana ia mempertunjukkan kebolehan orang-orang setempat dan membawa pesan-pesan lokal, yang tidak berasal dari pemerintah pusat. Media rakyat ini bersifat egaliter, sehingga dapat menyalurkan pesan-pesan kerakyatan dengan lebih baik daripada surat kabar yang bersifat elit, film, radio, dan televisi yang ada sekarang ini.

Sifat-sifat umum media tradisional ini, antara lain mudah diterima, relevan dengan budaya yang ada, menghibur, menggunakan bahasa lokal, memiliki unsur legitimasi, fleksibel, memiliki kemampuan untuk mengulangi pesan yang dibawanya, komunikasi dua arah, dan sebagainya. Disssanayake (dalam Jahi,1988) menambahkan bahwa media tradisional menggunakan ungkapan-ungkapan dan simbol-simbol yang mudah dipahami oleh rakyat, dan mencapai sebagaian dari populasi yang berada di luar jangkauan pengaruh media massa, dan yang menuntut partisipasi aktif dalam proses komunikasi.


D. Keberadaan Media Tradisional

Pada masa silam, media tradisional pernah menjadi perangkat komunikasi sosial yang penting. Kinipenampilannya dalam masyarakat telah surut. Di Filipina, Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) melaporkan bahwa surutnya penampilan media ini antara lain karena:

1. Diperkenalkannya media massa dan media hiburan modern seperti media cetak, bioskop, radio, dan televisi.

2. Penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah, yang mengakibatkan berkurangnya penggunaan dan penguasaan bahasa pribumi, khususnya Tagalog.

3. Semakin berkurangnya jumlah orang-orang dari generasi terdahulu yang menaruh minat pada pengembangan media tradisional ini, dan

4. Berubahnya selera generasi muda.


Di Indonesia, situasinya kurang lebih sama. Misalnya, beberapa perkumpulan sandiwara rakyat yang masih hidup di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang biasanya mengadakan pertunjukkan keliling di desa-desa, ternyata kurang mendapat penonton, setelah televisi masuk ke desa. Hal ini, mencerminkan bahwa persaingan media tradisional dan media modern menjadi semakin tidak berimbang, terlebih lagi setelah masyarakat desa mulai mengenal media hiburan modern seperti kaset video.

Pertunjukkan rakyat yang kebanyakan menggunakan bahasa daerah mulai ditinggalkan orang, terutama setelah banyak warga masyarakat menguasai bahasa Indonesia. Di pihak lain, jumlah para seniman yang menciptakan dan memerankan pertunjukkan-pertunjukkan tradisional itupun semakin berkurang. Generasi baru nampaknya kurang berminat untuk melibatkan diri dalam pengembangan pertunjukkan tradisional yang semakin kurang mendapat sambutan khalayak ini.

Surutnya media tradisional ini dicerminkan pula oleh surutnya perhatian para peneliti komunikasi pada media tersebut. Schramm dan Robert (dalam Ragnarath, 1976) melaporkan bahwa antara tahun 1954 dan 1970 lebih banyak hasil penelitian komunikasi yang diterbitkan dari masa sebelumnya. Akan tetapi dalam laporan-laporan penelitian itu tidak terdapat media tradisional. Berkurangnya minat masyarakat pada media tradisional ini ada hubungannya dengan pola pembangunan yang dianut oleh negara dunia ketiga pada waktu itu. Ideologi modernisasi yang populer saat itu, mendorong negara-negara tersebut untuk mengikuti juga pola komunikasi yang dianjurkan. Dalam periode itu kita menyaksikan bahwa tradisi lisan mulai digantikan oleh media yang berdasarkan teknologi. Sebagai akibatnya, komunikasi menjadi linear dan satu arah.

Untuk mempercepat laju pembangunan, banyak negara yang sedang berkembang di dunia ketiga menginvestasikan dana secara besdar-besaran pada pembangunan jaringan televisi, dan akhir-akhirnya pada komunikasi satelit (Wang dan Dissanayake, dalam Jahi, 1988). Mereka lupa bahwa investasi besar pada teknologi komunikasi itu, jika tidak diiringi oleh investasi yang cukup pada perangkat lunaknya, akan menimbulkan masalah serius di kemudian hari. Kekuarangan ini menjadi kenyataan tidak lama setelah mereka mulai mengoperasikan perangkat keras media besar itu. Mereka segera mengalami kekuarangan program yang sesuai dengan dengan situasi dan kebutuhan domestik, dan juga mengalami kesulitan besar dalam pembuatan program-program lokal. Kesulitan ini timbul karena terbatasnya sumber daya manusiawi yang terlatih untuk membuat program-program lokal yang kualitasnya dapat diterima masyarakat dan besarnya biaya produksi.

Situasi ini mengakibatkan negara-negara dunia ketiga itu mengambil jalan pintas dengan jalan mengimpor banyak program berita maupun hiburan dari negara-negara maju. Keluhan yang timbul kemudian ialah bahwa isi program-program tersebut tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan domestik. Kecenderungan ini tentunya sangat berbahaya, karena dapat mengikis kebudayaan asli dan merangsang tumbuhnya konsumerisme yang kurang sesuai dengan perkembang di negeri itu.

Perhatian para peneliti komunikasi pada media tradisional, bangkit kembali setelah menyaksikan kegagalan media massa, dan kegagalan pembangunan di banyak negara dunia ketiga dalam dasawarsa 1960. media tradisonal secara pasti dan mantap mulai dikaji kembali pada dasawarsa 1960 di negara-negara sedang berkembang di Asia dan Afrika. Kemungkinan untuk memanfaatkan media ini secara resmi mulai ditelusuri. UNESCO pada tahun 1972 menyarankan penggunaan media tradisional secara terorganisasikan dan sistematik dapat menumbuhkan motivasi untuk kerja bersama masyarakat. Yang tujuan utamanya tidak hanya bersifat pengembangan sosial dan ekonomi, tetapi juga kultural (Ranganath, 1976)

Kemudian Ranganath (1976) menunjukkan peristiwa-peristiwa internasional yang menaruh perhatian pada pengembangan dan pendayagunaan media tradisional bagi pembangunan. Salah satu di antaranya ialah seminar yang dilaksanakan oleh East West Communication Institute di Hawai, yang menegaskan kembali bahwa strtegi komunikasi modern di negara-negara yang sedang berkembang akan mengalami kerugian besar, jika tidak didukung oleh media tradisional.


E. Peran Media Tradisional dalam Sistem Komunikasi

Media tradisional mempunyai nilai yang tinggi dalam sitem komunikasi karena memiliki posisi khusus dalam sistem suatu budaya. Kespesifikan tanda-tanda informasi yang dilontarkan dalam pertunjukkan-pertunjukkan tradisional itu maupun konteks kejadian, mengakibatkan orang-orang berasal dari sistem budaya lain sulit menyadari, memahami, dan menghayati ekspresi kesenian yang bersifat verbal, material, maupun musik yang ditampilkan (Compton, 1984).

Kesulitan tersebut berasal dari kerumitan untuk memahami tanda-tanda nonverbal yang ditampilkan, yang umumnya tidak kita sadari. Demikian juga dengan tidak memadainya latar belakang kita untuk memahami simbolisme religi dan mitologi yang hidup disuatu daerah, tempat pertunjukan tradisional itu terjadi.

Sebagian dari media rakyat ini, meskipun bersifat hiburan dapat juga membawa pesan-pesan pembangunan. Hal ini dapat terjadi karena media tersebut juga menjalankan fungsi pendidikan pada khalayaknya. Oleh karena itu, ia dapat digunakan untuk menyampaikan pengetahuan kepada khalayak(warga masyarakat). Ia dapat juga menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai budaya, norma sosial, dan falsafah sosial (Budidhisantosa, dalam Amri Jahi 1988).

Walaupun demikian, bertolak belakang dengan keoptimisan ini, para ahli memperingatkan bahwa tidak seluruh media tradisional cukup fleksibel untuk digunakan bagi maksud-maksud pembangunan. Karena memadukan yang lama dan yang baru tidak selamanya dapat dilakukan dengan baik. Kadang-kadang hal semacam ini malah merusak media itu, sehingga kita harus waspada (Dissanayake, 1977). Masalah-masalah dihadapi dalam penggunaan seni pertunjukkan tradisional untuk maksud pembangunan, sebanrnya ialah bagaimana menjaga agar media tersebut tidak mengalami kerusakan. Oleh karena pertunjukkan tradisional ini memadukan berbagai unsur kesenian yang bernilai tinggi, yang menuntut kecanggihan maka dukungan seni sangat penting dalam medesain pesan-pesan pembangunan yang akan disampaikan (Siswoyo, dalam Amri Jahi 1988).

Meskipun banyak kesulitan yang dihadapi dalam menyesuaikan penggunaan media tradisional bagi kepentingan pembangunan, riset menunjukkan bahwa hal itu masih mungkin dilakukan. Pesan-pesan pembangunan dapat disisipkan pada pertunjukkan-pertunjukkan yang mengandung percakapan, baik yang bersifat monolog maupun dialog, dan yang tidak secara kaku terikat pada alur cerita. Wayang misalnya, salah satu pertunjukkan tradisional yang terdapat di jawa, Bali, dan daerah-daerah lain di Indonesia, yang dapat dimanfaatkan sebagai media penerangan pembangunan. Pertunjukkan biasanya menampilkan episode-episode cerita kepahlawanan Hindu seperti Ramayana dan Mahabarata. Pertunjukkan wayang biasanya disampaikan dalam bahasa daera misalnya bahasa jawa, Sunda, atau Bali yang diiringi nyanyian dan musik yang spesifik. Bagi orang-orang tua yang masih tradisional, wayang lebih daripada sekedar hiburan. Mereka menganggap wayang sebagai perwujudan moral, sikap, dan kehidupan mistik yang sakral. Pertunjukkan tersebut selalu menekankan perjuangan yang baik melawan yang buruk. Biasanya yang baik setelah mkelalui perjuangabn yang panjang dan melelahkan akan mendapat kemenangan. Disamping itu moralitas wayang mengajarkan juga cara memperoleh pengetahuan, kedamaian pikiran, dan sikap positif yang diperlukan untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Episode-episode cerita wayang cukup ketat. Namun, pesan-pesan pembangunan masih dapat disisipkan dalam dialog-dialog yang dilakukan. Banyak episode wayang yang dapat dipilih dan dipertunjukkan dalam kesempatan-kesempatan tertentu. Misalnya, untuk menumbuhkan semangat rakyat dalam perang kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, integrasi bangsa, dan sebagainya. Pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949) Departemen Penerangan menciptakan wayang suluh untuk melancarkan kampanye perjuangan. Mereka menampilkan tokoh-tokoh kontemporer seperti petani, kepala desa, pejuang, serdadu Belanda, Presiden Sukarno, dan sebagainya. Wayang suluh ini, pada dasarnya, menceritakan perjuangan para pemimpin dan rakyat Indonesia menuju Kemerdekaan.







DAFTAR PUSTAKA

Nurudin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Amri Jahi, 1988, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga, PT Gramedia, Jakarta

Abdul Muis, 1984, Communicating New Ideas to Traditional Villagers: an Indonesian Case, Media Asia 11

Ranganath, 1976, Telling the People Tell Themselves, Media Asia 3